Laman

Rabu, 06 April 2011

JADI RESELLER GRATIS Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

JADI RESELLER GRATIS Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

KOMISI BERKAH HERBAL

Rekan Netter, Saat ini banyak bermunculan situs-situs yang menawarkan Program Afiliasi/Reseller, namun harus melakukan pembayaran terlebih dahulu atau harus membeli Produk tertentu terlebih dahulu baru bisa memiliki Link Afiliasi/Reseller. Di http://www.ahmadrifai.berkahherbal.com kita bisa menjadi Afiliasi/Reseller dengan GRATIS ! Berapa Komisi yang Anda dapatkan? Anda akan diberikan Komisi 10% dari total transaksi yang terjadi setiap ada yang berbelanja melalui Link RESELLER Anda. Yang perlu digaris bawahi, bahwa semua Produk di Berkah Herbal adalah produk-produk Herbal yang LAKU KERAS di pasaran, dan memungkinkan untuk terjadi REPEAT ORDER, karena merupakan produk yang habis dikonsumsi. Mau tahu berapa nominal Komisi yang bisa Anda terima? Silakan KLIK DI http://www.ahmadrifai.berkahherbal.com

Kamis, 31 Maret 2011

JALAN JALAN

Dari Mana Dapat Duit untuk Jalan-jalan? Wed Mar 30 3:04am Share * retweet * Email * Print Oleh Trinity Saya sering dikira orang kaya — atau anak orang kaya — karena sering jalan-jalan, apalagi ke luar negeri. Ini agak aneh; sebab apa iya hanya orang kaya yang bisa jalan-jalan? Banyak kok orang Indonesia yang bukan orang kaya yang juga banyak jalan-jalan. Banyak pula yang bertanya pada saya: "Kok bisa punya duit buat jalan-jalan? Dapat dari mana sih?" Kecuali Anda tajir melintir atau keturunan orang kaya-raya, bekerja sudah pasti menjadi cara mendapatkan uang yang kemudian ditabung. Pastinya metode ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, apalagi kalau tujuan perjalanan Anda luar biasa seperti keliling dunia misalnya. "Ah, dia sudah manajer jadi gajinya gede," begitu sebagian orang berkilah karena melihat dirinya tidak bisa jalan-jalan juga. Tapi buktinya saya yang kerja sambil kuliah bisa menabung dan jalan-jalan ke Eropa. Dan berapapun gaji saya, tetap saya bisa jalan-jalan. Tak perlu menunggu jadi manajer untuk bisa jalan-jalan ke luar negeri. Sekarang pun bisa. (Ilustrasi: Dok.ThinkStock) Masih merasa tidak masuk akal bagaimana mendapatkan duit untuk jalan-jalan? Mungkin beberapa ide di bawah ini bisa dicoba: 1. Kerja sampingan Kerja sampingan adalah cara paling mudah mendapat tambahan penghasilan. Variasi pekerjaannya pun sangat luas. Bisa berdagang, mengajar, menulis dan sebagainya. Coba amati sekeliling Anda, cari peluang, dan putar otak untuk menghasilkan uang. 2. Mencari Sponsor Pernah lihat acara jalan-jalan ke luar negeri bersama artis? Nah, kalau Anda artis atau figur publik, memang gampang sekali mencari sponsor untuk jalan-jalan. Tapi sebagai orang biasa, bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan hal itu. Beberapa biro perjalanan punya "Paket 10 gratis 1". Maksudnya jika Anda bisa mendapatkan sepuluh orang untuk sebuah paket wisata, Anda akan mendapatkan satu paket gratis yang bisa Anda jual lagi atau dipakai sendiri. Kalau Anda tidak menemukan biro perjalanan yang punya paket seperti itu, Anda bisa bernegosiasi untuk membuat paket tersebut. 3. Ikut undian Di Indonesia banyak sekali undian berhadiah. Hanya dengan membeli sebuah produk, Anda mendapat kesempatan untuk memenangkan sesuatu. Baik berupa uang maupun barang berharga. Bahkan beberapa bank menyelenggarakan undian berhadiah untuk tabungan. Selain uang Anda bertambah karena rajin menabung, Anda juga berkesempatan memenangkan sesuatu. Silakan buktikan kemujuran Anda dan jangan lupa banyak berdoa. 4. Berinvestasi Anda pasti tahu bahwa beberapa barang nilainya meningkat dengan cepat dalam hitungan bulan atau bahkan hari, misalnya emas dan surat berharga. Sisihkan penghasilan Anda untuk membeli instrumen investasi untuk kemudian dijual sebagai biaya jalan-jalan. Let your money works. 5. Mengatur gaya hidup Kalau Anda bisa memilah dan memilih dari sekian banyak kebiasaan Anda, pasti ada yang bisa dibuang supaya menghasilkan uang, seperti mengurangi belanja atau "ngafe". Kalau mau sering jalan-jalan, jangan ragu mengurangi kegiatan yang menghabiskan uang hanya demi gaya. Jika perlu, bawalah makan siang dari rumah demi kesehatan tubuh dan kantong. You gain some, you lose some. 6. Cuci gudang Kapan terakhir kali Anda "membereskan" rumah, dalam arti membuang barang yang tidak perlu? Jika Anda cermat, banyak sekali barang di rumah kita yang tidak perlu-perlu amat dimiliki. Silakan pilah dan pilih barang yang tidak Anda perlukan tapi masih cukup bernilai, kemudian buatlah garage sale. Lumayan, kan? Seperti halnya ke Roma, ada banyak jalan menuju jalan-jalan. Jangan jadikan "tidak punya duit" sebagai dalih. Mulailah rajin menabung, cermat mencari peluang, berpikir kreatif dan segera jalan-jalan!

DIBALIK UJIAN KEMISKINAN

Di Balik Ujian Kemiskinan Al Imam an-Nawawi di dalam kitabnya "Riyadhus Shalihin" telah menulis satu bab, yaitu "Keutamaan Fakir". Ada sebagian peneliti kitab ini yang menggarisbawahi bab tersebut, yakni berkaitan dengan ucapan imam an-Nawawi tentang keutamaan fakir. Dia berkata, "Bagaimana seorang fakir memiliki keutamaan sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah berlindung kepada Allah dari kefakiran?" Jika diteliti, ucapan Imam an-Nawawi tersebut ternyata lebih mendalam maknanya daripada ucapan si peneliti. Imam an-Nawawi juga mengetahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari kefakiran. Hanya saja apa yang beliau ucapkan adalah untuk menekankan dan mengingatkan pembaca tentang sesuatu yang mungkin tidak diketahui, yaitu besarnya pahala ujian kefakiran ini, yang disyariatkan untuk berlindung darinya. Beliau menyampaikan adab seorang fakir yang terdiri dari dua hal: Pertama; Berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala darinya. Dan memohon kepada Allah agar diberikan kecukupan dan penjagaan kehormatan, berdasarkan keumuman dalil yang menunjukkan disyariatkannya berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala dari bala’. Dan juga karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah berlindung kepada Allah dari kefakiran serta memerintahkan hal itu. Beliau mengucapkan, "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, dan aku berlindung kepada-Mu ari adzab kubur, tidak ada ilah yang hak disembah selain Engkau." Beliau juga bersabda, "Berlindunglah kalian kepada Allah dari kefakiran, kekurangan, kehinaan dan dari berbuat zhalim atau dizhalimi." (Silsilah shahihah, no 1445) Ke dua; Rela terhadap ketetapan Allah subhanahu wata’ala. Jika seorang muslim tertimpa kemiskinan atau kekurangan harta maka hendaklah dia bersabar dan rela dengan takdir Allah, karena tidaklah Allah subhanahu wata’ala menciptakan kefakiran melainkan hanya untuk memilah dan menguji hamba. Allah subhanahu wata’ala menjelaskan hal itu dengan sangat gamblang dalam firman-Nya, artinya, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun". (QS. 2:155-156) Coba kita perhatikan bagaimana Allah subhanahu wata’ala telah menjadikan kekurangan harta sebagai bagian dari bala’ yang dengannya Dia menguji manusia. Dan bagaimana pula Allah subhanahu wata’ala menisbatkan ujian tersebut dari diri-Nya dalam firman-Nya, "Sungguh Kami akan menguji kalian." Kemudian perlu kita renungkan pula bagaimana Allah menyebut kekurangan harta sebagai musibah, bagaimana pula Dia memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar menerima ujian kefakiran dan kekurangan tersebut. Dia pun mengajarkan kepada mereka adab kesabaran berupa istirja’ (mengembalikan urusan kepada Allah dengan mengucap inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un) dan menjanjikan bagi mereka rahmat dan kesejahteraan. Saudaraku, para fakir! Anda diciptakan di muka bumi ini, namun kadang anda terhalang untuk mendapatkan kelezatannya. Itu tidak lain untuk menguji kadar keimanan anda dan agar diketahui bagaimana sikap anda, apakah anda menggerutu dan ingkar ataukah anda bersikap rela dan sabar. Ingatlah, bahwa semua orang yang ada di muka bumi ini sedang diuji, orang fakir diuji dengan kefakirannya dan orang kaya diuji dengan kekayaannya. Ketika Allah subhanahu wata’ala memuliakan Nabi Sulaiman dengan harta dan kerajaan maka beliau berkata, "Ini adalah keutamaan dari Rabbku, untuk mengujiku apakah aku bersyukur ataukah justru kafir." Maka selayaknya seorang fakir juga berkata, "Ini adalah ketetapan Rabbku, untuk mengujiku apakah aku bersabar ataukah ingkar." Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa ujian kefakiran itu lebih ringan dibandingkan ujian kekayaan. Saudaraku, janganlah engkau bersedih hati dengan kefakiranmu, hadapi kefakiran dengan dua hal; Berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala darinya, dan bersabar atasnya. SEBAB-SEBAB KEFAKIRAN 1.Lemah dan Malas Penyakit lemah dan malas terkadang menjadi salah satu sebab dari kefakiran bagi seorang muslim. Karena Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia dalam keadan memiliki potensi untuk berusaha dan bekerja di muka bumi, serta diberi kemampuan untuk berjuang mencari rizki. Oleh karenanya Dia berfirman, artinya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS. 90:4) Susah payah mengharuskan seseorang untuk berusaha, bekerja keras dan berjuang untuk memperoleh rezeki dan keberkahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak-banyak berlindung dari sikap malas dan lemah, beliau bersabda, "Ya Allah aku berlindung kepadamu dari kegelisahan dan kesedihan, dari sifat lemah dan malas, dari sikap pengecut dan kikir, dari belitan hutang dan tekanan orang." (HR. al-Bukhari) 2.Dosa dan Maksiat Kefakiran dan kemelaratan merupakan bagian dari musibah, yang terkadang disebabkan karena kemaksiatan sebagaimana musibah yang lain pada umumnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. 42:30) Ibu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, "Sesungguh nya kebaikan itu sinar di wajah, cahaya di dalam hati, kekuatan di badan, keluasan dalam rezeki, kecintaan di dalam hati setiap orang. Sedangkan keburukan adalah kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di badan, mengurangi rezeki, dan penyebab kebencian di hati orang." Maka cukuplah kemaksiatan itu akan menghilangkan keberkahan, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, "Sesungguhnya seorang hamba terhalang dari rizki dengan sebab dosa yang dia kerjakan." (HR. Ahmad & Ibnu Majah) Terhalangnya seseorang dari rezeki mungkin dengan lenyapnya rezeki tersebut, atau berkurang jumlahnya, atau tidak memberinya manfaat sehingga meskipun harta yang dimiliki sangat banyak, namun justru menjadi bencana baginya. Oleh karena itu selayaknya masing-masing kita melihat seberapa banyak telah melakukan dosa, menyia-nyiakan shalat, kurang takut kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak mau bersilaturrahim dengan kerabat, buruk pergaulan dengan sesama muslim dan lain-lain. Kalau kita menyadari, maka sungguh tidak ada seorang pun di antara kita yang lepas dari berbuat dosa, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, "Seluruh bani Adam banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat." (HR. at-Tirmidzi) 3. Penjagaan Allah subhanahu wata’ala kepada Hamba Allah subhanahu wata’ala itu Maha Tahu, boleh jadi jika seorang hamba diberi kekayaan, justru akan menjadikannya celaka di dunia dan di akhirat, atau akan menjadikan dia sombong dan besar kepala yang berakibat pada turunnya siksa dan bencana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta’ala menjaga hamba-Nya yang beriman dari dunia ini, padahal Dia mencintainya. Sebagaimana kalian semua berhati-hati (menjaga) orang sakit dalam memberi makan dan minum, karena khawatir terhadapnya." (HR. Ahmad, terdapat di Shahih al-Jami no. 181) 4.Telah Ditetapkan Memperoleh Kedudukan di Sisi Allah subhanahu wata’ala Termasuk besarnya kemuliaan dan kemurahan Allah subhanahu wata’ala adalah Dia memuliakan hamba-Nya sebelum hamba itu melakukan suatu prestasi, dan Dia telah menulis untuk seorang hamba satu kedudukan yang tidak mungkin hamba tersebut mencapainya hanya dengan amal perbuatannya. Sehingga dia memberikan kebaikan dengan cara mengujinya, baik itu dalam harta, anak, atau badannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, "Sesungguhnya jika seorang hamba telah ditulis baginya satu kedudukan yang tidak mampu dia capai dengan amalnya, maka Allah mengujinya di dalam harta atau badan atau anaknya." (HR. Abu Dawud) Dan kedudukan yang tinggi hanya dicapai oleh seorang mukmin. Maka ketika ada seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, "Sungguh aku mencintaimu." Maka Nabi menjawab, "Siapkan dirimu menjadi orang fakir." Wallahu a’lam. Sumber: Buku saku "Risalah ila Faqir" Dept. Ilmiyah Darul Wathan (Kholif Mutaqin/alsofwah)

Rabu, 30 Maret 2011

MENJAGA HATI

Jagalah Hati… July 11th, 2009 in Hati | No Comments » jagalah hati2Diantara ciptaan Alloh SWT yang ada dalam tubuh kita, ada yang namanya qolbu (hati). Dinamai qolbu karena secara bahasa ia bermakna bolak-balik. Dalam keseharian, kita bisa merasakan sendiri keadaan bolak balik ini. Di pagi hari kita merasa bahagia dan semangat beribadah, namun siang menjadi sedih, sore kecewa, dan malam terasa malas. Jadi penamaan kata qolbu (hati) ini bukanlah didasarkan pada bentuk atau wujud lahirnya namun berdasarkan pada esensinya. Perubahan-perubahan yang cenderung ke hal negatif biasanya karena hati sedang tidak khusyu, mengalami ujian hidup atau lupa tentang tujuan hidup. Sehingga yang paling dominan dalam menjaga atau mengobati hati bukanlah orang lain tetapi diri kita sendiri. Kalau hati diibaratkan sebagai tanaman, maka ia harus sering disiram dan dipupuk. Dan kalau hati diibaratkan sebagai aki, maka ia harus sering di-charge. Nabi saw mewariskan suatu do’a terkait dengan usaha menjaga hati yaitu, “Allohumma inni a’udubika min qolbin la yahsa..” yang artinya, “Ya Tuhanku, aku memohon dipelihara dari hati yang tidak khusyu“. Gerakan tubuh kita misalnya berbicara, menggerakkan tangan, berjalan, berdikir, dan lain-lain pada dasarnya digerakkan oleh hati. Rosululloh berkata, “Kalau hati beres, maka organ tubuh yang lain akan merefleksikan gerakan yang baik. Namun sebaliknya jika hati tidak beres, maka seluruh tubuh akan tidak baik”. Maka sering-seringlah kita menjaga hati tetap khusyu, agar output yang dihasilkan oleh tubuh kita pun hasilnya baik. Kita bisa tersenyum dengan tulus dan ikhlas kepada orang lain, bertutur kata santun, tidak menyakitkan serta terhindar dari tindakan negatif misalnya berpikir negatif, iri, menyalahkan orang lain, kebencian, marah, permusuhan, rival, dan lain-lain. Dalam sebuah hadits, nabi berkata, “Ilmu pertama yang akan diangkat dari bumi adalah ilmu khusyu hati”, Sehingga sering-seringlah berdoa agar kita mendapatkan Qolbun Salim, hati yang yang bersih dengan iman, taqwa, syukur dan sabar sebagaimana tercantum dalam QS Al-Imran 8, “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami Rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah maha pemberi”. (Dikutip dari pengajian Subuh, tgl 11 Juli 2009, Mesjid Darussalam Kota Wisata)